Selasa, 10 Mei 2011

HADIST NABI, BUKHARI MUSLIM : TENTANG PUASA


KITAB PUASA ; BAB : KELEBIHAN LAILATUL KADAR DAN ANJURAN SUPAYA MENCARINYA PADA WAKTUNYA

723. Ibn Umar r.a. berkata: Ada beberapa sahabat Nabi saw. telah diperlihatkan Lailatul Kadar dalam mimpi di malam dua puluh tujuh, maka Nabi saw. bersabda: Aku perhatikan impianmu bertepatan dalam malam dua puluh tujuh, maka siapa berusaha untuk mendapatkannya hendaknya berusaha mencarinya pada malam dua puluh tujuh Ramadhan. (Bukhari, Muslim).
724. Abu Said r.a. berkata: Kami i’tikaf bersama Nabi saw. pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, lalu keluar pada pagi hari 20 (dua puluh) Ramadhan dan berkhotbah: Aku semalam diperlihatkan Lailatul Kadar, kemudian dilupakan, karena itu kalian cari pada malam-malam yang ganjil 21, 23, 25, 27, 29. Pada malam-malam yang terakhir, dan aku diperlihatkan seakan-akan aku sujud di atas air dan tanah, maka siapa yang i’tikaf bersama Nabi saw. hendaknya pulang. Maka kami pulang dan tiada melihat sedikit awanpun di langit, tiba-tiba datang awan dan turun hujan sehingga mengalir dari atas masjid yang terbuat dari daun kurma, kemudian terdengar iqamat untuk shalat, maka aku melihat Nabi saw. sujud di atas air dan tanah, sehingga aku melihat bekas tanah yang menempel di dahi Nabi saw. (Bukhari, Muslim).
725. Abu Said Al-Khudri r.a.  berkata: Biasa Nabi saw. i’tikaf pada malam-malam pertengahan (11-20) Ramadhan, maka apabila telah sore hari ke-20 Ramadhan beliau pulang ke rumah demikian pula para sahabat yang mengikutinya. Kemudian pada saat yang biasanya pulang, tiba-tiba berkhotbah dan bersabda: Aku biasa i’tikaf pada malam-malam ini, kemudian terasa padaku untuk i’tikaf pada malam-malam akhir (21-30) Ramadhan, maka siapa yang telah i’tikaf bersamaku tetaplah dalam i’tikafnya, sebab aku telah diperlihatkan malam Lailatul Kadar kemudian dilupakannya, karena itu kalian cari pada malam-malam ganjil (21-23-25-27-29), aku ditunjukkan seakan-akan aku sujud di atas tanah berair, tiba-tiba malam itu berawan dan hujan, sehingga bocor di masjid terutama mushola Nabi saw. pada malam dua puluh satu, kemudian aku melihat dengan mata kepalaku ketika Nabi saw. keluar dari shalat Subuh, muka Nabi saw. berlumuran tanah berair (lumpu). (Bukhari, Muslim).
726. ‘Aisyah r.a. berkata: Biasa Rasulullah saw. i’tikaf pada malam-malam sepuluh terakhir (21-30) Ramadhan dan bersabda: Carilah malam Lailatul Kadar pada malam-malam terakhir (21-30) Ramadhan. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : PUASA PADA AKHIR SYA’BAN

722. Imran bin Hushain r.a. ditanya oleh Nabi saw. atau Nabi saw. tanya kepada orang sedang Imran mendengar: Hai Abu Fulan, apakah engkau pada akhir-akhir bulan ini puasa? Imran berkata: Aku kira pertanyaan itu di bulan Ramadhan. Jawab orang itu: Tidak ya Rasulullah. Maka sabda Nabi saw.: Jika engkau telah selesai dari puasa ini maka puasalah dua hari. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB: LARANGAN PUASA BAGI ORANG YANG MADHARAT ATAU DITERUSKAN PUASA HARI RAYA DAN HARI TASYRIQ

714. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Nabi saw. diberi tahu bahwa aku bersumpah: Demi Allah aku akan puasa tiap siang dan akan bangun tiap malam selama hidup. Maka ketika aku ditanya, aku jawab: Aku telah terlanjur sumpah sedemikian, maka sabda Nabi saw.: Engkau tidak dapat berbuat itu, puasalah dan berbukalah (tidak puasa), bangun malam dan tidurlah, puasalah tiap bulan tiga hari maka sesungguhnya tiap kebaikan itu berlipat sepuluh kali, dan itu menyamai puasa sepanjang masa. Aku jawab: Aku kuat lebih dari itu. Sabda Nabi saw.: Puasalah sehari dan tidak puasa sehari, itu puasanya Nabi Dawud a.s. dan itu puasa yang paling utama. Jawabku: Aku lebih kuat dari itu. Sabda Nabi saw.: Tidak ada lebih utama dari itu. (Bukhari, Muslim).
715. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Ya Abdullah aku dapat berita bahwa engkau puasa tiap siang dan bangun tiap malam (semalam suntuk)? Jawabku: Benar Ya Rasulullah. Nabi saw. bersabda: Jangan berbuat begitu, puasalah dan berbukalah (tidak puasa), bangunlah dan tidur, sebab jasadmu ada hak, dan matamu ada hak, dan istrimu ada hak atasmu, dan tamumu ada hak atasmu, dan cukup bagimu puasa tiap bulan tiga hari, maka tiap kebaikan berlipat ganda sepuluh kali, maka itu sama dengan puasa sepanjang masa. Abdullah berkata: Aku telah memperberat maka diberatkan atasku. Aku berkata: Ya Rasulullah, aku merasa kuat. Maka sabda Nabi saw.: Puasalah seperti puasanya Nabi Daud a.s. dan jangan lebih dari itu. Aku tanya: Bagaimana puasa Nabi Dawud a.s.? Jawab Nabi saw.: Setengah abad. Kemudian ketika Abdullah mencapai usia tua ia berkata: Andaikan aku dahulu menerima keringanan yang diberikan oleh Nabi saw. pasti lebih baik (lebih enak). (Bukhari, Muslim).
716. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Bacalah (khatamkan bacaan) Al-Qur’an dalam masa sebulan. Jawabku: Aku merasa kuat, sehingga Nabi saw. bersabda: Bacalah (khatamkan) dalam tujuh hari jangan kurang dari itu. (Bukhari, Muslim).
717. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Nabi saw. bersabda kepadaku: Ya Abdullah, engkau jangan meniru si Fulan, ia dahulu suka bangun malam tetapi kemudian meninggalkan bangun malam. (Bukhari, Muslim).
718. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Rasulullah saw. mendapat berita bahwa aku puasa terus menerus dan bangun shalat sepanjang malam, entah beliau memanggil aku atau aku bertemu padanya, maka beliau bersabda: Aku diberitahu bahwa engkau puasa terus menerus dan shalat malam. Puasalah dan berbukalah (tidak puasa), bangunlah dan tidur, sebab untuk matamu ada hak bagian daripadamu, juga dirimu dan istrimu ada bagian daripadamu. Jawabku: Aku merasa kuat untuk itu. Maka sabda Nabi saw.: Puasalah seperti puasanya Nabi Dawud a.s. Aku tanya: Bagaiman? Jawab Mabi saw.: Puasa sehari dan tidak puasa sehari, dan tidak pernah lari jika berhadapan dengan musuh. Abdullah berkata: Siapakah yang dapat berbuat itu ya Rasulullah. Atha’ berkata: Aku tidak ingat bagaimana lalu menyebut mengenai selamanya (terus menerus tidak pakai berhenti). Tidak puasa orang yang puasa selamanya (terus menerus). (Bukhari, Muslim).
719. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Nabi saw. bersabda kepadaku: Engkau puasa sepanjang masa, dan bangun malam semalam suntuk? Jawabku: Ya. Bersabda Nabi saw.: Jika engkau berbuat begitu akan rusak mata dan lelah badan. Tidak puasa orang yang puasa sepanjang masa terus menerus, puasa tiap bulan tiga hari itu berarti puasa sepanjang masa. Jawabku: Aku merasa kuat untuk puasa lebih dari itu. Nabi saw. bersabda: Puasalah seperti puasanya Nabi Dawud a.s. yaitu puasa sehari dan tidak puasa sehari, dan tidak pernah lari jika berhadapan dengan musuh (yakni dalam jihad). (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : PUASA NABI SAW. SELAIN RAMADHAN

711. ‘Aisyah r.a. berkata: Biasa Rasulullah saw. puasa sehingga dapat dikatakan tidak pernah tidak puasa, dan ada kalanya tidak puasa sehingga dapat dikatakan tidak pernah puasa sunah. Dan tidak pernah Nabi saw. puasa sebulan penuh selain Ramadhan, juga tidak pernah aku melihat puasanya yang terbanyak kecuali bi bulan Sya’ban. (Bukhari, Muslim).
712. ‘Aisyah r.a. berkata: Tidak biasa Nabi saw. puasa dalam suatu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban, bahkan ada kalanya puasa sebulan Sya’ban penuh. Dan Nabi saw. bersabda: Kerjakan amal perbuatan sekuat tenagamu, sehingga Allah tidak jemu menerima dan memberi sehingga kamu jemu beramal, dan shalat yang disukai oleh Nabi saw. ialah yang dikerjakan terus menerus oleh orangnya meskipun sedikit, dan adalah Nabi saw. jika shalat sunah maka ditetapkan selanjutnya. (Bukhari, Muslim).
713. Ibn Abbas r.a. berkata: Nabi saw. tidak pernah puasa sebulan penuh kecuali Ramadhan, dan selalu puasa sehingga orang berkata: Tidak pernah tidak puasa, dan ada kalanya tidak puasa sehingga orang dapat berkata: Tidak pernah berpuasa. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : JIKA MAKAN, MINUM ATAU BERJIMAK KARENA LUPA TIDAK BATAL PUASANYA

710. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Jika lupa lalu makan atau minum, maka hendaknya meneruskan puasanya, sebab ia diberi mkan dan minum oleh Allah Ta’ala. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : FADHILAH PUASA KARENA ALLAH BAGI ORANG YANG KUAT DAN TIDAK MADHARAT

709. Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Aku telah mendengar Nabi saw. bersabda: Siapa yang puasa sehari karena Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : FADHILAH PUASA

707. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah Ta’ala berfirman: Semua amal perbuatan anak Adam untuknya, kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, dan puasa itu sebagai perisai, maka pada hari puasa seorang tidak boleh berkata keji juga tidak boleh ribut, marah-marah, maka jika ada orang memakinya atau mengajak berkelahi maka hendaknya menjawab: Aku sedang puasa, demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang puasa lebih sedap (harum) di sisi Allah dari bau misik (kasturi). Bagi orang yang puasa dua kegembiraan, jika berbuka bergembira, dan jika bertemu dengan Tuhan dia akan bergembira karena puasanya. (Bukhari, Muslim).
708. Sahl r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu bernama Ar-Rayyan, yang masuk dari pintu itu pada hari kiamat hanya orang yang berpuasa, tidak boleh masuk dari pintu itu selain mereka, lalu dipanggil: Dimanakah orang-orang yang berpuasa, maka bangunlah mereka dan masuk ke pintu itu dan tidak boleh masuk dari situ selain mereka, jika sudah semuanya maka ditutup dan tidak boleh orang lain masuk. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : ORANG PUASA HARUS MENJAGA LIDAH

706. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Puasa itu bagaikan perisai (dinding), maka jangan berkata keji (rayuan) atau berlaku bodoh (menjerit-jerit) dan sebagainya. Dan jika ada orang yang mengajak berkelahi atau memaki hendaknya berkata: Aku puasa, aku puasa. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya bau mulut orang yang sedang puasa itu lebih harum di sisi Allah dari bau kasturi (misik). Dia meninggalkan makan, minum, dan syahwatnya karena-Ku, puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi pahalanya, dan biasa tiap kebaikan sepuluh kali lipat gandanya. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : MENGQADHA PUASANYA ORANG YANG TELAH MATI

23 Agustus, 2009 — rakean bagus minda raksadipa
704. ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang mati sedang mempunyai hutang puasa, maka dapat dipuasakan (dibayar puasanya) oleh walinya. (Bukhari, Muslim).
705. Ibn Abbas r.a. berkata: Seorang datang bertanya kepada Nabi saw. Ya Rasulullah, ibuku mati sedang ia berhutang puasa sebulan, apakah boleh aku mengqadha untuknya? Jawab Nabi saw.: Ya. Hutang kepada Allah lebih patut dibayar (diqadha). (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : QADHA PUASA RAMADHAN DI BULAN SYA’BAN

22 Agustus, 2009 — rakean bagus minda raksadipa
703. ‘Aisyah r.a. berkata: Biasa jika aku berhutang puasa Ramadhan maka tidak dapat meng-qadha-nya kecuali pada bulan Sya’ban. (Bukhari, Muslim).

Pengobatan Wasir Tanpa Operasi oleh Prof Bafar dan Alternatif Lainnya

Wasir adalah penyakit karena pembesaran atau pembengkakkan pembuluh darah pada selaput lendir dubur atau pada kulit sekitarnya. 

Di JakTV, Minggu 16 Agustus 2009, disiarkan acara Pengobatan Alternatif oleh Medika Natura yang menampilkan Prof Bafar dan Asistennya pak Rehman yang mampu mengobati wasir tanpa operasi dalam waktu 7 hari.
Di situ hadir juga beberapa mantan pasiennya yang menderita wasir. Pak Muaz menderita wasir hingga stadium 4 dengan wasir sebesar buah tomat sehingga untuk duduk harus diganjal ban Vespa agar tidak sakit. Pak Muaz menderita wasir selama 20 tahun lebih.
Ternyata dengan berobat ke Prof Bafar dan diberi salep yang dioleskan ke wasirnya, dalam beberapa hari wasir yang terkena salep rontok sedikit demi sedikit. Setelah 10 hari, wasirnya sudah rontok semua.
Sedang mantan pasien lain via telepon memberitahu bahwa wasirnya yang sebesar kelereng, dalam 5 hari sudah rontok semua. Dia bertanya apakah ada pantangan makan seperti tidak boleh makan makanan yang pedas. Menurut pak Rehman, setelah sembuh tidak ada pantangan lagi. Dan belum pernah ada pasien yang kambuh lagi penyakitnya.
Menurut Prof Bafar, wasir bukan penyakit turunan. Tapi karena pola hidup yang kurang sehat seperti banyak duduk, jarang minum air, dan suka makanan yang pedas.
O ya, sebagai perbandingan, ipar saya juga pernah kena ambeien sehingga bab sampai berdarah. Akhirnya dia minum madu 2 sendok makan 3 x sehari setiap hari hingga akhirnya sembuh total.
Anda bisa mencoba alternatif tsb.
Klinik Wasir Prof Bafar Jl. Bungur Besar No. 53 H, Jakarta Pusat.
Telp. 4205581 – 4245053 Fax.4245053
Maaf, InfoIndonesia sekedar memberikan informasi ini sebagaimana adanya. InfoIndonesia bukan tim marketing/pemasaran/humas dari Prof Bafar. Jadi jika ada pertanyaan lebih jauh seperti biaya, prosedur, dan sebagainya, silahkan kontak nomor telpon di atas.
Agar pertanyaan rekan-rekan di sini bisa terjawab oleh Prof Bafar, rekan-rekan yang yang menghubungi Prof Bafar bisa meminta mereka untuk membaca artikel di sini dan menjawab pertanyaan rekan-rekan lainnya.  Mohon maaf dan terimakasih.

Penyembuhan Wasir dengan 2 cara pengobatan :
1. TINDAKAN INTENSIVE
Sembuh putus/copot secara alami sampai ke akar-akarnya tanpa dioprasi atau sentuhan alat tajam, hanya dengan mengikuti teraphy oleh Prof. Bafar di Jakarta Klinik Bafar selama 15 hari.

2. PENGEMPISAN
Sembuh kempis dengan 1 Paket wasir lengkap (yang terdiri dari 5 macam obat makanan dan 1 pot salep oleh) dapat dipakai sendiri. (L-B-H-S) Paket.


BAFAR Professional Pakar Wasir Buka Jam Praktek 09.00 pagi – 17.00 sore setiap hari kerja.

Pusat:

Jl. Bungur Besar No.53 H
Jakarta Pusat 10610
Telp. 4205581 – 4245053 Fax.4245053
Hp.0812-9888786
0813-14000042

Cabang :
Jl. Tembaan No.5
Surabaya
Telp. 031-5475760

Berhubung minat pembaca tentang pengobatan wasir alami ini cukup tinggi, sementara pihak Prof Bafar sepertinya nyaris tidak merespon, saya sarankan para pembaca untuk langsung mengkontak Prof Bafar.
Ada pun alternatif lainnya ada di bawah. Saya belum mencoba karena alhamdulillah tidak mempunyai penyakit tsb. Jika rekan-rekan ada yang sudah berhasil, bisa sharing ke kita.
Kalau dari HPA obat herbal untuk menyembuhkan wasir adalah:
- Pelawas: Untuk melunakkan tinja
- Health-B: Melancarkan peredaran tubuh
- Ficus: Mengempiskan wasir
- Minyak Herba Jawi 99: Untuk dioles
Cuma biasanya ada efek DOC selama beberapa hari di mana badan jadi lebih sakit. Jika ini terjadi, dosis diturunkan dan obat dimakan setelah makan serta minum 10 gelas air putih.  Namun jangan berhenti. Setelah itu insya Allah sembuh total.
Total harga paket di atas (jika belum berubah): Rp 410.000 (tiap obat 2 botol).
Alhamdulillah ada satu pembeli, setelah 10 hari minum saya tanya. Jawabnya wasirnya sudah mengecil dan enakkan.
Kalau ingin konsultasi lebih jauh bisa klik:
Karena HPA adalah produk MLM, anda bisa beli di mana saja. Namun jika mau lewat saya juga bisa. Tinggal kontak saya di agusnizami@yahoo.com.sg
Berikut beberapa contoh resep herba/tanaman obat untuk mengobati wasir :
Pemakaian dalam
Resep 1.
15 lembar daun ungu/handeuleum + 20 gram kunyit + 15 gram pegagan, dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.
Resep 2.
90 gram daun lidah buaya (dikupas kulitnya dan dipotong-potong) + 15 gram daun dewa, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring, tambahkan madu, airnya diminum, daging daun lidah buayanya dimakan.
Resep 3.
Akar teratai dicuci bersih lalu dijuice hingga airnya terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc, lalu diminum. (Untuk wasir berdarah).
Resep 4.
30 gram krokot + 30 gram daun cocor bebek, dicuci, lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, tambahkan madu, airnya diminum 2 kali sehari.
Pemakaian luar :
Daun lidah buaya dikupas kulitnya kemudian dijus. Ambil jus lidah buaya secukupnya, tambahkan bubuk norit dan bubuk gambir secukupnya dengan perbandingan 3 : 1, aduk hingga rata lalu dioleskan pada wasir yang menonjol keluar.
Catatan :
Hindari makanan pedas, daging kambing, goreng-gorengan, durian dan perbanyak makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan..
pilih salah satu resep pemakaian dalam dan lakukan secara teratur
untuk perebusan gunakan periuk tanah atau panci enamel.
Tanaman daun ungu mengandung kandungan kimia antara lain. Alkaloid non toksik, flavonoid, glikosid, steroid, saponin, tanin, calsium oksalat, asam format dan lemak. Dengan berbagai kandungan kimiawinya daun ungu mempunyai sifat sebagai antiinflamasi, peluruh air seni, mempercepat pemasakan bisul, pencahar ringan, pelembut kulit kaki, melunakkan feaces, dan mengempiskan wasir.
Daun ungu adalah termasuk tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat terutama dalan bidang kesehatan. Kapsul herbal ini, terbuat dari daun Ungu 100%, berguna untuk mengatasi penyakit wasir dan mengobati sembelit.
Aturan pakai :
diminum 3×2-1 kapsul/hari
Rp 24.900


Senin, 25 April 2011

Di Alam Kubur

Diriwayatkan dari Abu Ayyub ra. : suatu ketika Rasulullah Saw keluar setelah matahari terbenam dan mendengar sebuah suara (yang mengerikan) dan berkata, “orang-orang yahudi sedang diazab di kuburan mereka”.
Diriwayatkan dari Al Bara’ bi Azib ra. : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “ketika orang yang beriman didudukkan di dalam kuburnya, para malaikat pun menemuinya dan ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah”. Hal itu sesuai dengan firman Allah: Allah menguatkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang teguh…(QS Ibrahim [14]:27)
Diriwayatkan dari Anas ra. : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “ketika manusia berbaring di dalam kuburnya dan para sahabatnya pulang, ia mendengar langkah kaki mereka. Dua malaikat datang kepadanya, menyuruhnya duduk dan bertanya kepadanya; apa yang pernah kau katakan tentang Muhammad Saw ? ia akan berkata: aku bersaksi bahwa Ia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Kemudian akan dikatakan padanya, “lihatlah tempatmu di neraka, Allah telah menukarnya dengan dengan sebuah tempat di surga karena itu”. Kemudian Nabi Muhammad Saw menambahkan, “orang itu akan melihat kedua tempat itu. Tetapi orang kafir atau munafik akan berkata kepada dua malaikat itu, “aku tidak tahu, tetapi aku mengatakan apa yang dikatakan orang-orang!”. Akan dikatakan kepadanya, “kau tidak tahu tetapi kau tidak mengambil petunjuk (dengan mengikuti Al Quran). Kemudian ia akan dipukuli dengan palu besi di antara dua telinga nya, ia akan menjerit dan jeritannya terdengar oleh apa pun yang ada di dekatnya, kecuali manusia dan jin.”
Diriwayatkan dari Ibn Abbas r.a. : pada suatu hari ketika Rasulullah SAW tengah berjalan melintasi hiythan (pekuburan) di Madinah atau Makkah, beliau mendengar suara kesakitan dua orang yang sedang mengalami siksa kubur. Nabi Muhammad Saw. Bersabda,”dua orang ini disiksa karena melakukan dosa besar”. Nabi Muhammad Saw. Menambahkan,”benar ! (mereka disiksa karena satu dosa besar). Yang seorang tidak membersihkan dirinya dari kotoran air kencing, sementara yang lainnya karena suka memfitnah”. Nabi Muhammad Saw. Kemudian meminta sebatang ranting hijau (dari sebuah pohon kurma), mematahkannya (menjadi dua bagian) dan menyimpannya masing-masing satu patahan di atas kedua kuburan itu. Ketika sahabat-sahabatnya bertanya kenapa Nabi Muhammad Saw. Melakukan hal itu, Nabi Muhammad Saw. Menjawab, “aku berharap barangkali dapat mengurangi siksaan mereka hingga dua batang ranting itu kering”

Diperlihatkan Surga atau Neraka Ketika Di Alam Kubur

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar : Rasulullah Saw pernah bersabda, “ketika salah seorang dari kalian meninggal, akan diperlihatkan kepadanya tempatnya pada pagi dan dan sore hari. Apabila ia termasuk salah seorang penghuni surga, akan diperlihatkan surga kepadanya. Dan apabila ia termasuk penghuni neraka, akan diperlihatkan neraka kepadanya. Kemudian dikatakan kepadanya, “inilah tempatmu kelak ketika Allah menghidupkanmu kembali di hari kiamat””.

Kamis, 21 April 2011

17 Sejarah Perjuangan Mujahid Kahar Muzakar dan Kartosoewirjo Terhadap ISLAM


Pada tahun 1946 Kahar Muzakar (Panglima Hisbullah dari Sulawesi) dikirim ke Yogya (Ibukota RI) untuk menghimpun kekuatan rakyat. Saat itu Panglima Hisbullah Kalimantan adalah Hasan basri, yang berpusat di Banjarmasin . Sedangkan Panglima Nusatenggara adalah Ngurah Rai yang berpusat di Bali .
Sedangkan Kartosoewirjo adalah Panglima Hisbullah Jawa Barat. Ia terus berjuang melawan penjajah Belanda.Pada 17 Januari tahun 1948, ketika terjadi Perjanjian Renville (di atas kapal Renville) daerah yang dikuasi rakyat Indonesai semakin kecil, karena daerah inclave harus dikosongkan. Kartosoewirjo tidak mau mengosongkan Jawa Barat, maka timbullah pemberontakan Kartosoewirjo tahun 1948 melawan Belanda.
Kala itu Kartosoewirjo selain harus menghadapi Belanda juga menghadapi mantan tentara KNIL yang sudah bergabung ke TRI yang kala itu mereka baru saja kembali dari Yogyakarta .
Kartosoewirjo yang berjuang melawan Belanda dalam rangka mempertahankan Jawa Barat karena dia adalah Panglima Divisi Jawa Barat, justru dicap pemberontak oleh Soekarno, sehingga dihukum mati pada 1962.
Menurut Dr. Bambang Sulistomo, putra pahlawan kemerdekaan Bung Tomo, tuduhan pemberontak kepada Kartosoewirjo dinilai bertentangan dengan fakta sejarah.
Menurut kesaksian almarhum ayah saya, yang ditulisnya dalam sebuah buku kecil berjudul HIMBAUAN, dikatakan bahwa pasukan Hizbullah dan Sabilillah, menolak perintah hijrah ke Yogyakarta sebagai pelaksanaan isi perjanjian Renvile; dan memilih berjuang dengan gagah berani mengusir penjajah dari wilayah Jawa Barat. Keberadaan mereka di sana adalah atas persetujuan Jenderal Soedirman dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pada saat clash Belanda kedua, pasukan TNI kembali ke Jawa Barat dan merasa lebih berhak menguasai wilayah yang telah berhasil direbut dengan berkuah darah dari tangan penjajah oleh pasukan Hizbullah dan Sabilillah di bawah komando SM Kartosoewirjo. Karena tidak dicapai kesepakatan, maka terjadilah pertempuran antara pasukan Islam dan tentara republik tersebut…” (Lihat Buku “FAKTA Diskriminasi Rezim Soeharto Terhadap Umat Islam”, 1998, hal. xviii).
Sehubungan dengan hal tersebut, Prof. Dr. Deliar Noor berkomentar: “Kesaksian almarhum ayah saudara itu, persis seperti kesaksian Haji Agoes Salim yang disampaikan di Cornell University Amerika Serikat, tahun 1953. Memang perlu penelitian ulang terhadap sejarah yang ditulis sekarang…
Pada buku berjudul “Menelusuri Perjalanan Jihad SM Kartosuwiryo” (Juli 1999, hal. xv-xvi), KH Firdaus AN menuliskan sebagai berikut:
“…Setelah perjanjian Renville ditandatangani antara Indonesia dan Belanda pada tanggal 17 Januari 1948, maka pasukan Siliwangi harus `hijrah’ dari Jawa Barat ke Yogyakarta, sehingga Jawa Barat dikuasai Belanda. Jelas perjanjian itu sangat merugikan Republik Indonesia . Waktu itu Jenderal Sudirman menyambut kedatangan pasukan Siliwangi di Stasiun Tugu Yogyakarta . Seorang wartawan Antara yang dipercaya sang Jendral diajak oleh beliau naik mobil sang Panglima TNI itu….
…Di atas mobil itulah sang wartawan bertanya kepada Jendral Sudirman: `Apakah siasat ini tidak merugikan kita?’ Pak Dirman menjawab, `Saya telah menempatkan orang kita disana`, seperti apa yang diceritakan oleh wartawan Antara itu kepada penulis.
…Bung Tomo, bapak pahlawan pemberontak Surabaya, 10 November dan mantan menteri dalam negeri kabinet Burhanuddin Harahap, dalam sebuah buku kecil berjudul `Himbauan’, yang ditulis beliau pada tanggal 7 September 1977, mengatakan bahwa Pak Karto (Kartosuwiryo, pen.) telah mendapat restu dari Panglima Besar Sudirman…
“…Dalam keterangan itu, jelaslah bahwa waktu meninggalkan Yogyakarta pada tahun 1948 sebelum pergi ke Jawa Barat, beliau (Kartosuwiryo) pamit dan minta restu kepada Panglima Besar TNI itu dan diberi restu seperti keterangan Bung Tomo tersebut.
Dikatakan dengan keterangan Jenderal Sudirman kepada wartawan Antara di atas tadi, maka orang dapat menduga bahwa yang dimaksud `orang kita’ atau orangnya Sudirman itu, tidak lain adalah Kartosuwiryo sendiri. Apalagi kalau diingat bahwa waktu itu Kartosuwiryo adalah orang penting dalam Kementerian Pertahanan Republik Indonesia yang pernah ditawari menjadi Menteri Muda Pertahanan, tetapi ditolaknya. Jabatan Menteri Muda Pertahanan itu ternyata kemudian diduduki oleh sahabat beliau sendiri, Arudji Kartawinata. Dapatlah dimengerti, kenapa Panglima Besar Sudirman tidak memerintahkan untuk menumpas DI /TII; dan yang menumpasnya adalah Jenderal AH Nasution dan Ibrahim Adji. Alangkah banyaknya orang Islam yang mati terbunuh oleh Nasution dan Ibrahim Adji! Apakah itu bukan dosa…?”
Sumber www.nii-crisis-center.com

Bom Bunuh Diri Tewaskan Pelaku


Ledakan yang terjadi di Masjid Adz-Zikro, yang berada di dalam kompleks Kepolisian Resor Cirebon, Jawa Barat, Jumat (15/4/2011) siang, merupakan aksi bom bunuh diri. Berdasarkan keterangan saksi, sumber ledakan datang dari baris ketiga jemaah peserta shalat Jumat yang baru memulai ibadah.
"Jadi, kejadiannya itu setelah khotbah dan baru akan mulai rakaat pertama. Datang dari saf ketiga. Setelah ledakan, jemaah kaget dan langsung tiduran di lantai," kata R Anton, saksi mata, yang saat kejadian merupakan peserta shalat.
Anton berada di sisi luar masjid. Ia meyakini banyak korban terluka akibat ledakan itu karena di sekitar pelaku pun banyak jemaah. Sementara itu, pelaku dipastikan tewas dengan tubuh hancur.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan. Bahkan, akses wartawan untuk masuk ke dalam komplek tersebut masih ditutup. Setidaknya ada lima orang terluka, dan saat ini korban dibawa ke RS Labuhan, Cirebon. Bahkan, Kepala Polres Cirebon pun dikabarkan terluka di bagian kepala.

PROFIL KARTOSOEWIRJO


Kartosoewirjo, adalah sebuah nama yang cukup problematis dan kontroversial di negara Indonesia, dari dulu hingga saat ini. Bahwa beliau dikenal sebagai „pemberontak“, harus kita luruskan. Bukan saja demi membetulkan fakta sejarah yang keliru atau sengaja dikelirukan, tetapi juga agar kezaliman sejarah tidak terus berlanjut terhadap seorang tokoh yang seharusnya diteladani.



Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo demikian nama lengkap dari Kartosoewirjo. Dilahirkan 7 Februari 1905, di Cepu, sebuah kota kecil antara Blora dan Bojonegoro yang menjadi daerah perbatasan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Kota Cepu ini menjadi tempat di mana budaya Jawa bagian timur dan bagian tengah bertemu dalam suatu garis budaya yang unik.

Ayahnya yang bernama Kartosoewirjo, bekerja sebagai mantri pada kantor di kota kecil Pamotan, dekat Rembang. Pada masa itu mantri sederajat dengan jabatan Sekretaris Distrik. Dalam posisi inilah, ayah Kartosoewirjo mempunyai kedudukan yang cukup penting sebagai seorang pribumi saat itu, menimbulkan pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan garis sejarah anaknya. Kartosoewirjo pun kemudian mengikuti tali pengaruh ini hingga pada usia remajanya.

Dengan kedudukan istimewa orang tuanya serta makin mapannya “gerakan pembebasan dari belenggu penjajahan” ketika itu, Kartosoewirjo dibesarkan dan berkembang. Ia terasuh di bawah situasi sistem rasional Barat yang mulai dicangkokkan Belanda di tanah jajahan Hindia. Masing-masing anggota keluarganya mengembangkan visi dan arah pemikirannya ke berbagai orientasi. Ia mempunyai seorang kakak perempuan yang tinggal di Surakarta pada tahun 50-an yang hidup dengan penuh keguyuban, dan seorang kakak laki-laki yang memimpin Serikat Buruh Kereta Api pada tahun 20-an, ketika di Indonesia terbentuk berbagai Serikat Buruh.

Pada tahun 1911, saat para aktivis ramai-ramai mendirikan organisasi, saat itu Kartosoewirjo berusia enam tahun dan masuk Inlandsche School der Tweede Klasse (ISTK) atau Sekolah “kelas dua” untuk kaum Bumiputra di Pamotan. Empat tahun kemudian, ia melanjutkan sekolah ke HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Rembang. Tahun 1919 ketika orang tuanya pindah ke Bojonegoro, mereka memasukkan Kartosoewirjo ke sekolah Europeesche Lagere School (ELS). Bagi seorang putra “pribumi”, HIS dan ELS merupakan sekolah elite. Hanya dengan kecerdasan dan bakat yang khusus yang dimiliki Kartosoewirjo maka dia bisa masuk sekolah yang direncanakan sebagai lembaga pendidikan untuk orang Eropa dan kalangan masyarakat Indo-Eropa.

Semasa remajanya di Bojonegoro inilah Kartosoewirjo mendapatkan pendidikan agama dari seorang tokoh bernama Notodihardjo yang menjadi “guru” agamanya. Notodihardjo adalah tokoh Islam moderen yang mengikuti organisasi Muhammadiyah. Notodihardjo sendiri kemudian menanamkan banyak aspek kemoderenan Islam ke dalam alam pikir Kartosoewirjo. Pemikiran-pemikirannya sangat mempengaruhi bagaimana Kartosoewirjo bersikap dalam merespon ajaran-ajaran Islam.

Pada tahun 1923, setelah menamatkan sekolah di ELS, Kartosoewirjo pergi ke Surabaya melanjutkan studinya pada Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS), Sekolah Kedokteran Belanda untuk Pribumi. Pada saat kuliah inilah (l926) ia terlibat dengan banyak aktivitas organisasi pergerakan nasionalisme Indonesia di Surabaya.

Selama kuliah Kartosoewirjo mulai berkenalan dengan pemikiran-pemikiran Islam. Ia mulai “mengaji” secara serius. Saking seriusnya, ia kemudian begitu “terasuki” oleh shibghatullah sehingga ia kemudian menjadi Islam minded. Semua aktivitasnya kemudian hanya untuk mempelajari Islam semata dan berbuat untuk Islam saja. Dia pun kemudian sering meninggalkan aktivitas kuliah dan menjadi tidak begitu peduli dengan ilmu-ilmu yang diajarkan oleh sekolah Belanda, tentunya setelah ia mengkaji dan membaca banyak buku-buku dari berbagai disiplin ilmu, dari kedokteran hingga ilmu-ilmu sosial dan politik.

Dengan modal ilmu-ilmu pengetahuan yang tidak sedikit itu, ditambah ia juga memasuki organisasi politik Syarikat Islam di bawah pimpinan Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Pemikiran-pemikiran Tjokroaminoto banyak mempengaruhi sikap, tindakan dan orientasi Kartosuwirjo. Maka setahun kemudian, dia dikeluarkan dari sekolah karena dituduh menjadi aktivis politik, dan didapati memiliki sejumlah buku sosialis dan komunis yang diperoleh dari pamannya yaitu Marko Kartodikromo, seorang wartawan dan sastrawan yang cukup terkenal pada zamannya. Sekolah tempat ia menimba ilmu tidak berani menuduhnya karena “terasuki” ilmu-ilmu Islam, melainkan dituduh “komunis” karena memang ideologi ini sering dipandang sebagai ideologi yang akan membahayakan. Padahal ideologi Islamlah yang sangat berbahaya bagi penguasa yang zhalim. Tidaklah mengherankan, kalau Kartosuwirjo nantinya tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kesadaran politik sekaligus memiliki integritas ke-Islaman yang tinggi.

Aktivitas Asy Syahid SM. Kartosoewirjo
Semenjak tahun 1923, dia sudah aktif dalam gerakan kepemudaan, di antaranya gerakan pemuda Jong Java. Kemudian pada tahun 1925, ketika anggota-anggota Jong Java yang lebih mengutamakan cita-cita ke-Islamannya mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB). Kartosoewirjo pun pindah ke organisasi ini karena sikap pemihakannya kepada agamanya. Melalui dua organisasi inilah kemudian membawa dia menjadi salah satu pelaku sejarah gerakan pemuda yang sangat terkenal, “Sumpah Pemuda”.

Selain bertugas sebagai sekretaris umum PSIHT (Partij Sjarikat Islam Hindia Timur), Kartosoewirjo pun bekerja sebagai wartawan di harian Fadjar Asia. Semula ia sebagai korektor, kemudian diangkat menjadi reporter. Pada tahun 1929, dalam usianya yang relatif muda sekitar 22 tahun, Kartosoewirjo telah menjadi redaktur harian Fadjar Asia. Dalam kapasitasnya sebagai redaktur, mulailah dia menerbitkan berbagai artikel yang isinya banyak sekali kritikan-kritikan, baik kepada penguasa pribumi maupun penjajah Belanda.

Ketika dalam perjalanan tugasnya itu dia pergi ke Malangbong. Di sana bertemu dengan pemimpin PSIHT setempat yang terkenal bernama Ajengan Ardiwisastera. Di sana pulalah dia berkenalan dengan Siti Dewi Kalsum putri Ajengan Ardiwisastera, yang kemudian dinikahinya pada bulan April tahun 1929. Perkawinan yang sakinah ini kemudian dikarunia dua belas anak, tiga yang terakhir lahir di hutan-hutan belantara Jawa Barat. Begitu banyaknya pengalaman telah menghantarkan dirinya sebagai aktor intelektual dalam kancah pergerakan nasional.

Pada tahun 1943, ketika Jepang berkuasa di Indonesia, Kartosoewirjo kembali aktif di bidang politik, yang sempat terhenti. Dia masuk sebuah organisasi kesejahteraan dari MIAI (Madjlis Islam ‘Alaa Indonesia) di bawah pimpinan Wondoamiseno, sekaligus menjadi sekretaris dalam Majelis Baitul-Mal pada organisasi tersebut.

Dalam masa pendudukan Jepang ini, dia pun memfungsikan kembali lembaga Suffah yang pernah dia bentuk. Namun kali ini lebih banyak memberikan pendidikan kemiliteran karena saat itu Jepang telah membuka pendidikan militernya. Kemudian siswa yang menerima latihan kemiliteran di Institut Suffah itu akhirnya memasuki salah satu organisasi gerilya Islam yang utama sesudah perang, Hizbullah dan Sabilillah, yang nantinya menjadi inti Tentara Islam Indonesia di Jawa Barat.

Semasa Orde Lama berkuasa (1947-1949) yang merupakan puncaknya perjuangan Negara Islam Indonesia, SM. Kartosoewirjo memang dikenal sebagai pemberontak. Tetapi fakta yang sebenarnya adalah, Kartosoewirjo sesungguhnya tokoh penyelamat bagi bangsa Indonesia, lebih dari apa yang dilakukan oleh Soekarno dan tokoh-tokoh nasionalis lainnya. Pada waktu Soekarno bersama tentara Republik pindah ke Yogyakarta sebagai akibat dari perjanjian Renville, yang menyebutkan bahwa wilayah Indonesia hanya tinggal Yogya dan 7 keresidenan saja, dan wilayah yang masih tersisa itu pun, dipersengketakan antara Belanda dan Indonesia, sehingga pada waktu itu (dapat dikatakan) Republik Indonesia sudah tidak ada lagi. Dan yang ada hanyalah negara-negara serikat, baik yang sudah terbentuk, atau pun yang masih dalam proses melengkapi syarat-syarat kenegaraan. Seperti Jawa Barat, ketika itu dianjurkan oleh Belanda supaya membentuk Negara Pasundan, namun belum terbentuk sama sekali, karena belum adanya kelengkapan kenegaraan.

Ketika segala peristiwa yang telah disebutkan di atas, menggelayuti atmosfer politik Nusantara, pada saat itu Indonesia dalam keadaan vacuum of power. Pada saat itulah, Soekarno memerintahkan semua pasukan untuk pindah ke Yogyakarta berdasarkan perjanjian Renville. Guna memberi legitimasi Islami, dan untuk rnenipu ummat Islam Indonesia dalam memindahkan pasukan ke Yogya, Soekarno telah memanipuiasi terminologi al-Qur'an dengan menggunakan istilah "Hijrah" untuk menyebut pindahnya pasukan Republik, sehingga nampak Islami dan tidak terkesan melarikan diri. Namun SM. Kartosoewirjo dengan pasukannya tidak mudah tertipu, dan menolak untuk pindah ke Yogya. Bahkan bersama pasukannya, ia berusaha mempertahankan wilayah Jawa Barat, dan menamakan Soekarno dan pasukannya sebagai pasukan liar yang kabur dari medan perang.

Jauh sebelum kemerdekaan, yaitu pada tahun 1930-an, istilah “Hijrah" sudah pernah diperkenalkan, dan dipergunakan sebagai metode perjuangan moderen yang brillian oleh SM. Kartosoewirjo, berdasarkan tafsirnya terhadap sirah Nabawiyah. Ketika itu, pada tahun 1934 telah muncul dua metode perjuangan yaitu cooperatif dan non-cooperatif. Metode non-cooperatif, artinya tidak mau masuk ke dalam parlemen dan bekerja sama dengan pemerintah Belanda namun bersifat pasif, tidak berusaha menghadapi penguasa yang ada. Lalu muncullah SM. Kartosoewirjo dengan metode Hijrah, sebuah metode yang berusaha membentuk komunitas sendiri, tanpa kerjasama dan aktif, berusaha untuk melawan kekuatan penjajah.

Akan tetapi, pada waktu itu, metode ini dikecam keras oleh Agus Salim, karena menganggap SM. Kartosoewirjo menerapkan metode Hijrah ini di dalam suatu masyarakat yang belum melek politik. Sehingga ia kemudian berusaha menanamkan politik dan metode Hijrah itu kepada anggota PSII pada khususnya. Dengan harapan setelah memahami politik, mereka mau menggunakan metode ini, karena paham politik sangat penting. Namun, Agus Salim menolaknya, karena ia tidak setuju dengan politik tersebut. Menurutnya rakyat atau anggota partai hanyalah boleh mengetahui masalah mekanisme organisasi tanpa mengetahui konstalasi politik yang sedang berlangsung, dan hanya elit pemimpin saja yang boleh mengetahui. Sedangkan "Hijrah" adalah berusaha menarik diri dari perdebatan politik, kemudian berusaha membentuk barisan tersendiri dan berusaha dengan kekuatan sendiri untuk mengantisipasi sistem perjuangan yang tidak cukup progresif dan tidak Islami. Faktor inilah yang menjadi awal perpecahan PSII, yaitu melahirkan “PSII-Hijrah“ yang memakai metode Hijrah dan “PSII-Penyadar” yang dipimpin Agus Salim.

Walaupun metode Hijrah, bagi sebagian tokoh politik saat itu, terlihat mustahil untuk digunakan sebagai metode perjuangan, namun ternyata dapat berjalan efektif pada tahun 1949 dengan terbentuknya Negara Islam Indonesia yang diproklamasikan dibawah bendera Bismillahirrahmaniirrahim. Sehingga pantaslah, jika kita tidak memperhatikan rangkaian sejarah sebelumnya secara seksama, memunculkan anggapan bahwa berdirinya Negara Islam Indonesia berarti adanya negara di dalam negara, karena Proklamasi RI pada tahun 1945 telah lebih dahulu dilakukan.

Namun sebenamya jika kita memahami sejarah secara benar dan adil, maka kedudukan Negara Islam Indonesia dan RI adalah negara dengan negara. Karena negara RI hanya tinggal wilayah Yogyakarta waktu itu, sementara Negara Islam Indonesia berada di Jawa Barat dan mengalami ekspansi (pemekaran) wilayah. Daerah Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Aceh mendukung berdirinya Negara Islam Indonesia. Dan dukungan itu bukan hanya berupa pernyataan atau retorika belaka, tapi ikut bergabung secara revolusional. Barangkali benar, bahwa Negara Islam Indonesia adalah satu-satunya gerakan rakyat yang disambut demikian meriah di beberapa daerah di Indonesia.
Melihat sambutan yang gemilang hangat dari saudara muslim lainnya, maka pemerintah sekuler Soekarno berusaha untuk menghambat tegaknya Negara Islam Indonesia. Nampaklah sekarang bahwa sebenarnya penguasa Orla dan Orba, telah melakukan kejahatan politik dan sejarah sekaligus, yang dosanya sangat besar yang rasanya sulit untuk dimaafkan. Mungkin bisa diumpamakan, hampir sama dengan dosa syirik dalam pengertian agama, yang merupakan dosa terbesar dalam Islam. Karena prilaku politik yang mereka pertontonkan, telah menyesatkan masyarakat dalam memahami sejarah perjuangan Islam di Indonesia dengan sebenarnya. Berbagai rekayasa politik untuk memanipulasi sejarah telah dilakukan sampai hal yang sekecil-kecilnya mengenai perjuangan serta pribadi SM. Kartosoewirjo. Seperti pengubahan data keluarganya, tanggal dan tahun lahirnya. Semua itu ditujukan agar SM. Kartosoewirjo dan Negara Islam Indonesia jauh dari ingatan masyarakat.

Sekalipun demikian, SM. Kartosoewirjo tidak berusaha membalas tindakan dzalim pemerintah Republik Indonesia. Pernah suatu ketika Mahkamah Agung (Mahadper) menawarkan untuk mengajukan permohonan grasi (pengampunan) kepada presiden Soekarno, supaya hukuman mati yang telah dijatuhkan kepadanya dibatalkan, namun dengan sikap ksatria ia menjawab, "Saya tidak akan pernah meminta ampun kepada manusia yang bernama Soekarno".

Perjuangan Suci menegakkan Hukum Allah di negeri ini oleh Kartosoewirjo telah ditorehkan dengan nyawanya dalam sejarah Rakyat Islam Indonesia, walaupun dimanipulasi kebenarannya. Perjuangannya dengan Negara Islam Indonesia adalah manifestasi ke-imanannya dalam rangka menunaikan syahadahnya sebagai seorang Muslim yang taat atas segala perintah Allah Azza wa Jalla dalam kewajiban menegakkan Hukum Allah di muka bumi.

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu mati); bahkan sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”. (QS. Al Baqarah: 154)